Kamis, 29 September 2016

Ketujuh Ritual Adat ini Hanya Ada di Festival Tabuik Pariaman, Padang



Tiap tahunnya masyarakat Kota Pariaman, Padang menyelenggarakan Festival Tabuik yang dijadikan sebagai pesta budaya adat Pariaman. Tepat pada tanggal 12 Oktober 2016, Festival Tabuik Pariaman akan kembali diselenggarakan. 

Sedikit info tentang tabuik, tabuik berasal dari bahasa Arab yang berarti “tabut” atau peti kayu. Tabut sendiri diambil dari legenda kemunculan makhluk berwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq. Dari legenda ini mengisahkan setelah wafatnya sang cucu Nabi, peti kayu yang berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh buraq. Untuk memperingatinya, masyarakat Pariaman membuat tiruan dari buraq yang mengusung tabut di punggungnya.

Pembuatan tabuik ini dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu di Tabuik Pasa (pasar) dan Tabuik Subarang (seberang) yang berada di utara sungai atau daerah yang dikenal dengan Kampung Jawa. Keunikan dari pembuatan tabuik ini adalah terlebih dahulu dilangsungkan perang dengan melukai lawan hingga menimbulkan korban, tetapi setelah festival tabuik selesai warga yang perang akan segera berdamai. Tetapi di beberapa tahun ini, ritual perang ditiadakan dan hanya dilakukan sebagai simbol saja.


Tabuik Pariaman (image : infosumbar.net)
Karena festival ini sudah menjadi kalender pariwisata rutin di Pariaman, maka waktu untuk perayaannya juga disesuaikan dengan akhir pekan walaupun ritual awal tabuik ini tetap dimulai pada tanggal 1 Muharram. Kamu bisa menyaksikan tujuh tahapan ritual tabuik mulai dari mengambil tanah pada tanggal 1 Muharram, menebang batang pisang pada tanggal 5 Muharram, ritual mataam pada hari ke 7, mengarak jari-jari pada malam harinya dan dilanjutkan esok harinya untuk mengarak sorban keliling kota diiringi dengan gendang tasa. Tepat pada tanggal 10 Muharram ritual tabuik naik pangkat dilakukan dan menyatukan dua bagian tabuik dengan mengangkat tabuik tersebut yang terbuat dari rangka bambu dihiasi kain dan kertas.

Pada puncak acara, Tabuik yang tingginya mencapai belasan meter ini diarak ditengah kota dengan iringan gendang tasa dan sorak khas hoyak tabuik. Masyarakat memutar, menggoyang-goyangkan, dan perlahan membawa tabuik ke pantai untuk dibuang pada sore menjelang malam hari. Ritual ini melambangkan buraq yang membawa jenazah Imam Hussein telah terbang ke langit.

Selain ritual-ritual adat, selama acara tersebut Kota Pariaman juga mengadakan pameran dan bazaar budaya, seperti pakaian adat, miniatur tabuik, kuliner khas, kesenian, dan masih banyak lainnya yang bisa kamu nikmati.

Sumber : suara.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar