Rabu, 08 Februari 2017

Tawur Agung Candi Prambanan, Prosesi Menyucikan Diri di Hari Terakhir Perayaan Nyepi



Banyak diketahui sebelumnya jika mayoritas umat Hindu di Indonesia berpusat di Pulau Dewata Bali. Tidak hanya berada di Bali, nyatanya banyak pula pemeluk agama Hindu yang berada di Yogyakarta lho travelers. Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi yang akan berlangsung pada 28 Maret 2017, para umat Hindu yang berada di Yogyakarta mengadakan prosesi Tawur Agung yang akan dilaksanakan di Candi Prambanan. Prosesi Tawur Agung ini akan dilakukan pada 27 Maret 2017, tepat satu hari sebelum Hari Raya Nyepi.

Tawur Agung merupakan rangkaian prosesi terakhir dari perayaan Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu. Prosesi ini dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi atau hari kedua setelah pelaksanaan prosesi Melasti. Prosesi ini memiliki makna untuk menyucikan bumi beserta isinya dari segala perbuatan yang tercela dan merugikan. Melalui pelaksanaan Tawur Agung diharapkan umat Hindu dapat menyucikan diri dan hubungan antar sesama menjadi lebih baik di masa mendatang.


Prosesi Tawar Gung di Plataran Candi Prambanan (images : timlo.net)
Prosesi Tawur Agung akan dilaksanakan mulai pukul 07.00 pagi yang telah dipadati oleh para umat Hindu dan juga para wisatawan yang ingin menyaksikan secara langsung prosesi tersebut. Prosesi diawali dengan pengambilan air suci yang berada di komplek Ratu Boko dan terletak di atas bukit sebelah selatan Candi Prambanan. Setelah pengambilan air suci, umat Hindu akan melakukan arak-arakan dengan membawa air suci tersebut menuju Candi Prambanan. Sesampainya di Candi Prambanan, para Pemangku Pura akan mengambil air suci yang berada didalam Candi Brahma, Wisnu dan Syiwa. Setelah prosesi pengambilan air suci, para Pemangku Pura dan umat Hindu melakukan Pradaksina yang merupakan ritual mengelilingi Candi Syiwa sebanyak tiga kali putaran.

Setelah Pradaksina dilakukan, para umat Hindu menuju altar tempat sembahyang dan berdoa sambil menyerahkan sesajian. Sebelum melakukan sembahyang, akan dihadirkan pementasan tarian khas Bali seperti Tari Topeng, Pendet dan Barong. Selain itu ada juga tarian khas Jawa seperti Tari Gambyong. Setelah pementasan tarian selesai, masuklah pada inti prosesi yaitu memulai sembahyang dan berdoa. Para umat Hindu berdoa dengan memejamkan mata, meletakkan tangannya tertelungkup di dahi, berdoa dan sembahyang sambil berjalan dengan khusyuk. Setelah sembahyang dan berdoa selesai dilaksanakan, para Pemangku Pura akan membagikan air suci kepada umat Hindu yang menurut kepercayaan air suci tersebut dapat menyucikan hati dan pikiran.

Atraksi ogoh-ogoh akan dihadirkan setelah prosesi inti telah dilaksanakan dengan baik. Ogoh-ogoh merupakan simbol dari angkara murka. Terdapat tiga ogoh-ogoh yang diangkat oleh para pemuda dan dimainkan dengan saling bertarung. Aksi inilah yang menjadi salah satu daya tarik para wisatawan pada saat prosesi Tawar Agung. Setelah atraksi tersebut selesai, ogoh-ogoh akan dibawa pulang kembali dan dilakukan pembakaran di pura. Prosesi Tawar Agung pun telah selesai dilaksanakan dan keesokan harinya para umat Hindu akan merayakan perayaan Nyepi dengan khidmat.

Sumber : catatannobi.com
Image : infojogja.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar