Rabu, 21 Juni 2017

Kaya Akan Budaya, Tradisi Perang Ketupat Saat Lebaran di Lombok Ini Super Unik



Menjelang lebaran yang hanya hitungan hari lagi, tentunya banyak tradisi yang dapat kamu temukan di beberapa daerah di Indonesia. Lombok menjadi salah satu daerah yang memiliki tradisi unik dalam menyambut hari raya Idul Fitri nih travelers. Yup, tradisi perang ketupat saat lebaran menjadi salah satu tradisi yang tiap tahunnya terjadi di Lombok. Unik dan sayang jika dilewatkan lho jika kamu sedang berada di Lombok saat hari raya tiba.

Dalam agama Islam mengajarkan bahwa ada keutamaan bagi orang yang menjalankan puasa sunah selama seminggu setelah melaksanakan puasa wajid di bulan Ramadhan. Dari sinilah, masyarakat Lombok mensyukuri berakhirnya puasa sunah tersebut dengan melaksanakan lebaran kedua setelah Idul Fitri yang disebut dengan Lebaran Ketupat atau Lebaran Topat. Kata “topat” tersebut diambil dari kata ketupat, yaitu makanan khas masyarakat Lombok yang khusus dihidangkan dalam perayaan Lebaran Ketupat. Tradisi Lebaran Ketupat di Lombok telah berlangsung secara turun menurun sejak ratusan tahun yang lalu.

Perang Topat di Lombok (images : lombokonline.com)
Selain merupakan kegiatan lanjutan setelah Hari Raya Idul Fitri, Lebaran Ketupat dianggap memiliki misi mempertahankan tradisi leluhur dan juga nenek moyang. Jika diulas lebih mendalam akan banyak dijumpai banyak nilai-nilai yang terkandung mulai dari nilai budaya, agama hingga pesta kerakyatan. Pada perayaan Lebaran Ketupat, Makam Loang Baloq yang berlokasi tepat di sebelah Pantai Tanjung Karang Mapak akan dipenuhi dengan para peziarah sejak pukul 07.00 pagi. Selain berdoa dengan khusyu', masyarakat Lombok juga berebutan untuk mencuci muka dan kepala dengan air di atas makam yang dianggap keramat.

Setelah melaksanakan ziarah ke beberapa makam adapula ritual keagaman dan atraksi simbolik perayaan tradisi Lebaran Ketupat. Tradisinya antara lain mencukur rambut bayi yang biasa disebut dengan Ngurisan. Tradisi ini diyakini akan menjadikan anak tersebut menjadi anak yang shaleh dan sukses di masa yang akan datang. Tradisi Perang Topat akan diadakan di Pura terbesar di Lombok yang merupakan cerminan kerukunan beragama di Lombok. Tradisi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji yang berupa makanan, buah dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan. Dengan dominasi masyarakat Sasak dan juga beberapa tokoh umat Hindu, prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasak disebut “rorok kembang waru” yaitu menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 7.30 waktu setempat. Perang topat dilaksanakan sebagai upacara pengungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Maha Pencipta.

Sumber : Travel Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar