Minggu, 02 Juli 2017

Gak Cuma Kiluan, Lampung Juga Punya Banyak Pilihan Pantai Yang Lagi Ngehits Nih!


Selain Teluk Kiluan yang terkenal dengan atraksi lumba-lumba yang menggemaskan, Lampung juga menawarkan banyak wisata pantai lainnya yang seru untuk kamu jelajahi selama liburan. Pantai di Lampung terkenal dengan keindahan air yang jernih dan banyak kegiatan seru yang bisa dilakukan. Yuk liburan ke pantai-pantai berikut ini :

1. Pantai Mutun dan Pulau Tangkil


Pantai Mutun (images : pariwisatalampung.com)

Berjarak 10 km dari kota Bandar Lampung, Pantai Mutun dan Pulau Tangkil menjadi pulau terdekat yang bisa kamu kunjungi dari pusat kota. Kedua objek wisata ini memiliki pasir pantai yang bersih dan air laut yang jernih. Keseruan di Pantai Mutun akan bertambah dengan adanya papan luncur tinggi ala-ala water park. Di pantai ini kamu bisa melakukan berbagai aktifitas seperti menyewa perahu kano, bermain air seperti di water boom dan juga adanya banana boat. Selanjutnya, kamu bisa kunjungi Pulau Tangkil dengan menggunakan perahu dan membayar Rp 10.000/orang. Di pulau inilah kamu bisa bebas bermain pasir dan air laut yang jernih.Lokasi : Kec. Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Lampung

2. Pulau Pahawang


Pahawang (images : youtube.com)

Pulau Pahawang terbagi menjadi dua yaitu Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Untuk menuju pulau ini, kamu perlu menyeberang dari Pantai Klara dengan menghabiskan waktu 90 menit dari Bandar Lampung. Walaupun jaraknya cukup jauh, perjalananmu akan terbayar dengan cantiknya pulau ini. Keindahan perjalanan darat dan juga pemandangan bawah lautnya benar-benar menjadi surga bagi pecinta laut. Pulau Pahawang menyajikan taman laut yang sangat indah dan menjadi salah satu spot snorkeling terbaik hingga mancanegara.
Lokasi ; Kecamatan Punduh Padada, Kabupaten Pasawaran, Lampung Selatan

3. Pantai Pasir Putih


Pantai Pasir Putih (images : ragamwisataid.blogspot.com)

Pantai yang cocok dijadikan tempat liburan bersama keluarga di Lampung adalah Pantai Pasir Putih. Berjarak hanya sekitar 20 km atau lebih kurang sekitar 20 menit, kamu bisa menikmati luas pasir halus berwarna putih, suasana pantai yang menenangkan, hembusan angin pantai dan indahnya sunset di sore hari. Selain itu, kamu juga bisa coba kegiatan seru lainnya seperti berenang, naik kano atau perahu nelayan dan jika kamu ingin menyaksikan karang-karang dan bintang laut, kamu bisa berenang dengan di batas pantai tertentu.Lokasi : Rangai Tri Tunggal, Katibung, Lampung Selatan


Rabu, 21 Juni 2017

Fakta Mudik Lebaran Ini Bikin Warga Jakarta Happy Berhari-hari



Mudik menjadi salah satu ciri khas yang cuma ada di Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri tiba. Ternyata mudik tidak hanya dinikmati dengan kesenangan oleh yang melaksanakannya, tapi efek dari mudik tersebut juga dialami oleh masyarakat Jakarta lho, apa saja fakta uniknya?

Setengah penduduk Jakarta meninggalkan kota. Ya, kata ini memang sangat terasa jika mudik lebaran sedang berlangsung karenan memang sebagian besar penduduk Jakarta adalah para pendatang. Menurut data dari Polda Metro Jaya, penduduk yang meninggalkan Jakarta sebanyak 500 ribu jiwa. Dengan berarti sebagian penduduk Jakarta pulang ke kampung halaman. Momen ini akan sangat dinikmati penduduk Jakarta yang merasakan jalanan Jakarta yang lengang dan pastinya tanpa macet.

Sampah di Jakarta berkurang 25 persen. Mengapa demikian? Logikanya semakin banyak orang makan akan semakin banyak pula sampah yang akan dihasilkan. Jika sebagian besar penduduk Jakarta meninggalkan kota ke kampung halaman, maka berkurang pula sampah di Jakarta hampir 25 persen.

Kaya Akan Budaya, Tradisi Perang Ketupat Saat Lebaran di Lombok Ini Super Unik



Menjelang lebaran yang hanya hitungan hari lagi, tentunya banyak tradisi yang dapat kamu temukan di beberapa daerah di Indonesia. Lombok menjadi salah satu daerah yang memiliki tradisi unik dalam menyambut hari raya Idul Fitri nih travelers. Yup, tradisi perang ketupat saat lebaran menjadi salah satu tradisi yang tiap tahunnya terjadi di Lombok. Unik dan sayang jika dilewatkan lho jika kamu sedang berada di Lombok saat hari raya tiba.

Dalam agama Islam mengajarkan bahwa ada keutamaan bagi orang yang menjalankan puasa sunah selama seminggu setelah melaksanakan puasa wajid di bulan Ramadhan. Dari sinilah, masyarakat Lombok mensyukuri berakhirnya puasa sunah tersebut dengan melaksanakan lebaran kedua setelah Idul Fitri yang disebut dengan Lebaran Ketupat atau Lebaran Topat. Kata “topat” tersebut diambil dari kata ketupat, yaitu makanan khas masyarakat Lombok yang khusus dihidangkan dalam perayaan Lebaran Ketupat. Tradisi Lebaran Ketupat di Lombok telah berlangsung secara turun menurun sejak ratusan tahun yang lalu.

Perang Topat di Lombok (images : lombokonline.com)
Selain merupakan kegiatan lanjutan setelah Hari Raya Idul Fitri, Lebaran Ketupat dianggap memiliki misi mempertahankan tradisi leluhur dan juga nenek moyang. Jika diulas lebih mendalam akan banyak dijumpai banyak nilai-nilai yang terkandung mulai dari nilai budaya, agama hingga pesta kerakyatan. Pada perayaan Lebaran Ketupat, Makam Loang Baloq yang berlokasi tepat di sebelah Pantai Tanjung Karang Mapak akan dipenuhi dengan para peziarah sejak pukul 07.00 pagi. Selain berdoa dengan khusyu', masyarakat Lombok juga berebutan untuk mencuci muka dan kepala dengan air di atas makam yang dianggap keramat.

Setelah melaksanakan ziarah ke beberapa makam adapula ritual keagaman dan atraksi simbolik perayaan tradisi Lebaran Ketupat. Tradisinya antara lain mencukur rambut bayi yang biasa disebut dengan Ngurisan. Tradisi ini diyakini akan menjadikan anak tersebut menjadi anak yang shaleh dan sukses di masa yang akan datang. Tradisi Perang Topat akan diadakan di Pura terbesar di Lombok yang merupakan cerminan kerukunan beragama di Lombok. Tradisi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji yang berupa makanan, buah dan sejumlah hasil bumi sebagai sarana persembahyangan. Dengan dominasi masyarakat Sasak dan juga beberapa tokoh umat Hindu, prosesi kemudian dilanjutkan dengan perang topat, bertepatan dengan gugur bunga waru atau dalam bahasa Sasak disebut “rorok kembang waru” yaitu menjelang tenggelamnya sinar matahari sekitar pukul 7.30 waktu setempat. Perang topat dilaksanakan sebagai upacara pengungkapan rasa syukur umat manusia yang telah diberikan keselamatan, sekaligus memohon berkah kepada Maha Pencipta.

Sumber : Travel Detik

Tiga Keunikan Tradisi Menjelang Lebaran Yang Hanya Ada di Indonesia


Hari raya Idul Fitri tinggal menghitung hari nih travelers. Indonesia memang menjadi negara mayoritas muslim yang merayakan lebaran dengan tradisi yang berbeda di setiap wilayahnya. Beberapa wilayah tersebut tentunya memiliki syarat makna dan kebersamaan saat hari raya, seperti berikut ini :

1. Meriam Karbit, Pontianak

Meriam Karbit (images : garagara.id)
Dalam menyambut Idul Fitri, warga Pontianak biasanya mengadakan festival rutin sepert meriam karbit yang tepat diadakan saat malam takbiran di sepanjang Sungai Kapuas. Kegiatan ini sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu, nantinya akan ada ratusan meriam yang terbuat dari bambu dan diberi karbit lalu disulut sehingga tampak seperti perang. Dalam lima tahun terakhir, pemerintah setempat membuat peraturan baru yaitu meriam karbit hanya dapat dibunyikan pada saat tiga hari sebelum lebaran dan tiga hari setelah lebaran karena sebelumnya meriam karbit dilakukan sepanjan bulan puasa hingga lebaran tiba.

2. Tellasan, Madura

Telasan (images : m.kompasiana.com)
Tradisi masyarakat Madura dalam menyambung tali silaturahmi bukan hanya kepada sanak saudara saja namun juga dengan tetangga dan sesepuh kampung yang biasa disebut dengan Tellasan. Dalam Tellasan, perempuan Madura akan ter'ater yaitu mengantar sebuah hantaran makanan kepada tetangga dan orang yang dianggap sepuh di kampung tersebut. Yang menjadi keunikannya adalah saat mengantarkan hantaran, perempuan Madura akan menggunakan talam/nampan yang ditaruh di atas kepala. Biasanya isi hantaran berupa nasi pettok (nasi putih yang dibungkus daun pisang), ayam adun atau ayam bumbu Bali, kue tradisional dan tapai (tape ketan).

3. Tradisi Bakar Gunung, Bengkulu

Tradisi Bakar Gunung (images : bandungnewsupdate.wordpress.com)
Menjelang lebaran, warga Bengkulu memiliki tradisi Ronjok Sayak atau biasa disebut dengan Bakar Gunung Api. Tradisi ini telah dilakukan oleh Suku Serawai sejak ratusan tahun lalu. Tradisi Bakar Gunung menggunakan batok kepala yang disusun seperti tusuk sate hingga menjulang. Setelah batok kelapa telah disusun lalu ditaruh di depan rumah warga akan dibakar sehingga disebut bakar gunung api.

Selasa, 20 Juni 2017

Cobain Yuk Keseruan Traveling Anti Mainstream Saat Puasa



Melakukan perjalanan religi saat memasuki bulan Ramadhan tentu memiliki makna spesial dibandingkan hari-hari lainnya. Jika kamu ingin menikmasi wisata religi saat bulan puasa ini, beberapa ide wisata anti mainstream ini bisa kamu lakukan lho!

1. Touring Masjid
Saat bulan Ramadhan, banyak masjid yang memiliki tradisi unik lho travelers. Mulai dari menikmati sajian berbuka puasa yang biasa disebut dengan takjil gratis di Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal yang terletak di pusat kota Jakarta ini memiliki arsitektur yang mengagumkan dan memiliki pameran foto lawas tentang awal mula pembuatan pembangunan mesjid. Kamu juga bisa kunjungi Masjid Sunda Kelapa yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda.

2. Ziarah Makam Walisongo
Melaksanakan ziarah di bulan Ramadhan banyak dipilih untuk wisata religi. Ziarah ke makam Walisongo saat bulan Ramadhan tentunya berbeda dengan ziarah biasa, karena kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memanjatkan doa dengan khusyuk bahkan menangis tersedu-sedu. Makam yang bisa kamu kunjungi seperti Makam Sunan Muria yang terletak di puncak bukit Muria di Kudus, Jawa Tengah.

3. Backpacker ke Daerah Non-Muslim
Siapa bilang wisata religi gak bisa ketempat daerah yang non Muslim? Walaupun tempat ini menguji iman karena banyaknya toko-toko makanan yang masih buka seperti biasa di siang hari, kamu dapat melatih pengendalian diri dan tenggang rasa terhadap umat agama lain. Jika memang tertarik, kamu bisa mengunjungi Larantuka di NTT atau Minahasa di Sulawesi Utara. 

Sumber : deendaily.com

Senin, 19 Juni 2017

Wow, Makanan Khas Ini Cuma Ada Saat Bulan Ramadhan di Indonesia Lho



Salah satu hikmah bulan puasa tiba adalah saatnya mencicipi kuliner khas yang cuma ada saat bulan Ramadhan. Di Indonesia, kuliner khas saat berbuka puasa banyak sekali macamnya seperti berikut ini :

1. Kicak, Yogyakarta

Kicak (images : arsip.tembi.net)
Kuliner yang berasal dari Yogyakarta ini banyak sekali penikmatnya travelers. Kicak terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan juga potongan buah nangka ini telah menjadi kuliner tradisi di kampung Kauman, Yogyakarta. Selain rasanya yang gurih, harganya juga sangat terjangkau lho yaitu sekitar Rp 1.500 hingga Rp 2.000 tergantung ukuran dan media pembungkus kicak.

2. Pakat, Tapanuli

Pakat (tabloidimaji.com)
Kuliner yang satu ini memang hanya bisa kamu temui saat bulan puasa tiba aja nih travelers. Pakat yaitu makanan yang terbuat dari rotan muda yang telah dipotong berukuran 1 meter yang dibakar diatas tungku selama 1 jam. Setelah dimasak, rotan muda dikupas dan diambil bagian dalemnya yang berwarna putih, kemudian dipotong-potong menjadi ukuran 5 cm. Agar semakin nikmat rotan muda tersebut dibubuhi dengan santan kelapa serundeng.  Bentuk dan rasanya pasti unik ya.

3. Sotong Pangkong, Pontianak

Sotong Pangkong (images : jawapos.com)
Saat bulan Ramadhan tiba, kamu akan menemukan kuliner khas Pontianak di sepanjang Jalan Merdeka nih travelers. Warga Pontianak biasa menyebutnya dengan Sotong Pangkong, yaitu cumi yang dipukul-pukul atau di “pangkong” dalam bahasa Pontianak. Sotong Pangkong merupakan cumi yang dikeringkan lalu dibakar dengan menggunakan arang, setelahnya cumi di akan dipukul-pukul menggunakan palu. Rasanya yang gurih akan semakin nikmat disantap bersama saos cabe dan cuka sehingga keragaman rasa seperti manis, asin dan pedas langsung terasa dimulutmu.

Sumber : uniqpost.com 

Minggu, 18 Juni 2017

Pertujukan Seni Budaya Hingga Aneka Lomba Meriah Ada di Erau International Folklore Art Festival 2017


Mau menyaksikan secara langsung pesta adat yang meriah travelers? Kunjungi saja Erau International Folklore Art Festival 2017 yang pada tahun ini kembali dilaksanakan di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Tenggarong. Untuk festival tahun ini, dipastikan akan diselenggarakan tepat di minggu terakhir bulan Juli yaitu pada 22 – 30 Juli 2017.

Sri Wahyuni selaku dari Kepala Dinas Pariwisata Kukar memilih mengadakan festival tahunan ini di pekan terakhir Juli karena pada bulan tersebut merupakan puncak dari musim liburan, sehingga diharapkan akan lebih banyak menarik pengunjung yang datang. Dalam Erau International Folklore Art Festival 2017, akan dihadiri oleh 8 delegasi kesenian dari mancanegara.

images : wikipedia
Erau berasal dari bahasa Kutai yaitu "eroh" yang memiliki arti ramai, riuh, ribut, suasana yang penuh suka cita. Suasana yang ramai, riuh rendah suara tersebut dalam arti banyaknya kegiatan sekelompok orang yang mempunyai hajat dan mengandung makna baik bersifat sakral, ritual, maupun hiburan. Pertama kali Erau dilaksanakan yaitu pada Upacara Tijak Tanah dan mandi ke tepian ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun lalu setelah dewasa diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara pertama pada tahun 1300-1325 dan dibuatkan upacara Erau oleh para penduduk. Oleh karena itulah, Erau rutin dilaksanakan saat penggantian atau penobatan Raja-raja Kutai Kartanegara.

Pada penyelenggaran tahun ini, Erau International Folklore Art Festival akan diawali pada Sabtu 22 Juli 2017 dengan gelaran Kirab Budaya Internasional. Kemudian pada tanggal 23 Juli 2017 akan dilakukan Upacara Adat Mendirikan Ayu oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebagai pertanda festival telah dimulai. Setelah Upacara Adat Mendirikan Ayu telah dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan kegiatan ceremony Erau International Folklore Art Festival 2017 yang bertempat di Stadion Rondong Demang, Tenggarong. Sedangkan untuk penutupan festival ini akan diadakan pada 30 Juli 2017 yang ditandai dengan upacara adat Mengulur Naga dan Belimbur.